DA’I SEBAGAI PENGOLAH SIM
UNTUK KEBERHASILAN DAKWAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah “SIM D“
Dosen pembimbing :
Drs. Ade
Mafrudin, MM.
Disusun Oleh :
Siti Khoeriyah 1112053100033
JURUSAN MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah karena izin-Nya jualah sehingga penulis dapat
mewujudkan semua ini. Melalui usaha keras di tengah hambatan dan keterbatasan,
penulis mencoba melakukan yang terbaik untuk menyusun makalah ini dengan judul
"DAI SEBAGAI PENGOLAH SIM UNTUK KEBERHASILAN DAKWAH".
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh
penulis, baik dalam hal pengetahuan dan pengalaman.
Karena itu,
sebagai penulis saya mengharapkan dengan sangat dan dengan tangan terbuka
segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada orang-orang yang membacanya, terutama kepada penulis
sendiri.
Penulis juga
mengucapkan terima kasih atas segala bantuan, petunjuk, saran dorongan dan izin
yang telah diberikan dari berbagai pihak semoga bernilai ibadah dan mendapatkan
imbalan yang berlipat ganda. Semoga Allah SWT
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Robbal
Alamin.
Depok, 29 Mei 2014
Penulis
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dakwah merupakan salah satu media penyebarluasan informasi baik secara
langsung dan tidak langsung bagi masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan,
namun dalam hal ini lebih bersifat khusus dalam hal-hal keagamaan, bukan
bersifat umum. Dengan mengetahui kondisi audiens maka seorang da’i dapat dengan
mudah menyampaikan informasi yang dinilai penting untuk disampaikan. Dengan
demikian, maka informasi merupakan faktor penting demi keberhasilan dakwah itu
sendiri.
B.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah dari tulisan makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan
da’i?
2. Apa yang dimaksud dengan
Sistem Informasi Manajemen (SIM)?
3. Apa yang dimaksud dengan
dakwah?
4. Apa yang dimaksud dengan
da’i sebagai pengolah informasi?
5. Apa pentingnya SIM untuk
keberhasilan dakwah?
6. Apa yang dimaksud dengan
da’i sebagai pengolah SIM untuk keberhasilan dakwah?
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum
dari penulisan makalah ini, yaitu:
a.
Untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM).
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus
dari penulisan makalah ini, yaitu:
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui
arti da’i .
b.
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami arti dari SIM.
c.
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian dakwah.
d.
Agar mahasiswa dapat mengetahui maksud dari da’i sebagai pengolah informasi.
e.
Agar mahasiswa dapat mengetahui pentingnya SIM untuk keberhasilan dakwah.
f.
Agar mahasiswa dapat mengetahui maksud dari da’i sebagai pengolah SIM untuk
keberhasilan dakwah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DA’I
Kata da’i secara etimologi berasal dari bahasa arab yang berarti orang yang
mengajak. Dalam Ilmu Komunikasi da’i mempunyai arti yang sama dengan
komunikator. Sedangkan secara terminologi da’i adalah orang yang mengajak
kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata,
perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi yang baik atau lebih baik menurut
syariat Al-Qur’an dan sunnah.[1]
Jadi kesimpulannya yaitu da’i merupakan orang yang melakukan seruan atau
ajakan atau orang yang berdakwah.
B.
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN (SIM)
Ruang lingkup SIM sebenarnya
tertuang pada tiga kata pembentuknya, yaitu “sistem”, “informasi”, dan “manajemen”.
Sistem adalah
sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam
melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.[2]
Informasi
merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerima.[3]
Manajemen
adalah ilmu dan seni, yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan terhadap kinerja organisasi dengan menggunakan
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.[4]
Dari ruang lingkup di atas,
beberapa ahli telah memberikan rumusan tentang sistem informasi manajemen,
antara lain :
1.
Barry
E.Cushing
“Suatu sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari manusia dan sumber daya
modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan
mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.” [5]
2.
Gordon
B.Davis
“Sistem Informasi Manajemen adalah suatu serapan teknologi baru kepada
persoalan keorganisasian dalam pengolahan transaksi dan pemberian informasi
bagi kepentingan keorganisasian.”[6]
3.
Drs. Komaruddin
“SIM adalah suatu pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberi
eksekutif bantuan informasi yang tepat dan dapat memberikan kemudahan bagi
proses manajemen.”[7]
Jadi dari beberapa
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen merupakan
sebuah sistem informasi yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian
dan pengambilan keputusan bagi kepentingan keorganisasian.
C.
PENGERTIAN DAKWAH
Kata dakwah berasal dari bahasa Arab (fi’il madi: Da’a) yang berarti ajakan
seruan, menyeru, memanggil, mengajak, mengundang.[8]
Sedangkan dakwah menurut istilah yaitu sebagai berikut:
1. Prof. Toha Yahya Umar
mendefinisikan
dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar
yang sesuai dengan perintah Allah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia maupun akhirat.[9]
2. Hamzah Yaqub (1992:13)
Mengartikan
dakwah adalah suatu pengetahuan yang menganjurkan seni dan teknik menarik
perhatian orang guna mengikuti suatu ideologi tertentu.
Dari pengertian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwasanya dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak dan
mendorong manusia agar mampu berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan
jalan yang diridhoi oleh Allah.
D.
DA’I SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI
Manusia adalah
unsur utama didalam pengelolaan perusahaan, dari perusahaan yang banyak tenaga
manusia sampai perusahaan dengan tingkat mekanisasi yang tinggi. Bagaimanapun
tingginya tingkat mekanisasi, pasti masih
memerlukan tenaga manusia,
minimal untuk mengatasi jalannya mesin, mengelola sistem lainnya. Keutamaan ini
sudah dinyatakan di dalam Al-Qur’an dengan pengangkatan manusia sebagai
khalifah di muka bumi.[10]
Kemudian penjelasan sebuah model dasar mengenai manusia, dalam konteks
dakwah sebut saja da’i sebagai sistem pengolah informasi yaitu terdiri dari: a.)
sebuah indera masukan atau sensory input (mata, telinga, hidung, dsb) yang
menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah. b.) penggerak keluaran
atau motor output (secara fisik, ucapan, tulisan, dsb) yang merupakan hasil dari
olahan. c.) dan tiga jenis ingatan (ingatan jangka panjang, ingatan jangka
pendek dan ingatan luar.
Kapasitas
manusia dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran (tanggapan) adalah
terbatas. Bila sistem pengolah manusia dibebani melampaui batas, tingkat
tanggapannya akan berkurang.
Sistem
pengolahan pada manusia hanya dapat melaksanakan satu tugas pengolahan
informasi pada saat yang bersamaan. Sedangkan
computer dapat bekerja secara serial ataupun paralel. Salah satu contoh
pengolahan paralel computer adalah menambah secara serentak semua
pasangan “bit” dari dua “data Word” computer.
Kenyataan
bahwa manusia hanya adalah pengolah serial berarti ia tidak
dapat mengerjakan lebih dari satu tugas secara bersamaan. Ketiga ingatan
berperan besar dalam model ini. Ingatan jangka panjang dapat dikatakan
kapasitasnya tak terbatas. Adapun ingatan jangka pendek merupakan bagian
pengolah dan agak kecil. Sedangkan ingatan luar (external
memory) terdiri dari media luar seperti selembar kertas atau sebuah papan
tulis yang berperan sebagai sebuah ingatan.
E.
PENTINGNYA SIM UNTUK
KEBERHASILAN DAKWAH
Sistem Informasi
Manajemen (SIM) merupakan sistem yang dibutuhkan dalam kegiatan organisasi yang
semakin lama semakin kompleks. Dimana SIM berfungsi sebagai wadah informasi
bagi decision maker atau da’i untuk menopang keberhasilan dalam mencapai tujuan
dakwah. Apabila SIM dirancang dan dilaksanakan dengan baik, maka akan banyak
manfaat yang bisa diperoleh, yaitu mempermudah manajemen dan membantu serta
menunjang proses pengambilan keputusan manajemen dakwah.
Adapun dakwah itu sendiri
merupakan undangan, ajakan dan seruan yang menunjukkan adanya komunikasi antara
dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. Sedangkan ukuran keberhasilan
dakwah itu sendiri adalah manakala pihak kedua yakni yang diundang atau diajak
memberikan respon positif artinya dia bersedia datang dan memenuhi undangan
itu. Jadi kalimat dakwah mengandung muatan makna aktif dan menantang.
Karena untuk mencapai
keberhasilan dakwah itu tidaklah mudah, maka disinilah pentingnya SIM untuk
mengetahui dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan dakwah seperti bagaimana kriteria mitra dakwah (sasaran dakwah atau
mad’u), situasi dan kondisi tempat berdakwah, dan dapat menyesuaikan materi dan
metode dakwah.
F.
DA’I SEBAGAI PENGOLAH SIM
UNTUK KEBERHASILAN DAKWAH
Kepemimpinan merupakan
inti dari manajemen. Sebagai inti manajemen, kepemimpinan sangat berpengaruh
terhadap efektifitas sistem informasi yang digunakan dalam organisasi,
sebagaimana juga pengaruhnya terhadap efektifitas berbagai sistem lain di dalam
organisasi. Salah satu alasan utamanya ialah karena salah satu peranan dari
orang-orang yang menduduki jabatan pimpinan dalam organisasi ialah peranan
informasional.[11]
Kemudian kaitannya dengan
tugas dakwah, kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai seni untuk mempengaruhi
tingkah laku manusia, yang merupakan kepandaian mengatur orang lain. Karena
secara fungsional da’i adalah pemimpin, yakni memimpin dan mengayomi masyarakat
dalam menuju kepada jalan Allah, maka sudah selayaknya seorang da’i memiliki
sifat-sifat kepemimpinan atau leader ship.[12]
Dalam memainkan peranan informasional tersebut da’i dapat bertindak sebagai:[13]
1.
Pencipta sistem informasi
2.
Penerima informasi
3.
Penyalur informasi
4.
Pemakai informasi, dan
5.
Penilai informasi
Dengan berbagai peranan
tersebut jelas terlihat bahwa kepemimpinan dalam organisasi mempunyai pengaruh
yang sangat luas. Beberapa contoh berikut ini menunjukkan peranan tersebut:[14]
a.
Pertama: pimpinan organisasi
memahami, mungkin lebih dari siapapun dalam organisasi, bahwa penguasaan dan
pemilikan sarana komunikasi sangat menentukan peranan informasi dalam kehidupan
organisasional.
b.
Kedua: pimpinan organisasi
sangat mungkin memiliki berbagai informasi tentang organisasi dan tentang
lingkungan yang turut menentukan keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan dan
berbagai sasarannya yang tidak dimiliki oleh orang lain dalam organisasi yang
bersangkutan.
c.
Ketiga : pimpinan
organisasi menentukan filsafat organisasi untuk dijalankan oleh bawahan mereka,
termasuk sistem informasi yang diciptakan, dipelihara dan digunakan.
d.
Keempat: pimpinan organisasilah
yang menentukan informasi apa yang akan disampaikan kepada siapa yang biasanya
disertai petunjuk penggunaannya yang harus dikaitkan bukan hanya dengan tujuan
dan berbagai sasaran yang ingin dicapai, akan tetapi juga dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi berdasarkan prinsip efisiensi, efektifitas , dan
produktifitas kerja.
e.
Kelima: pimpinan organisasi
merupakan sasaran pengiriman informasi oleh orang lain – baik di dalam maupun
di luar organisasi – dan para pimpinan itu pulalah yang berperan sebagai sumber
informasi yang diperlukan oleh orang lain yang dalam berbagai bentuk mempunyai
kepentingan terhadap keberhasilan organisasi.
f.
Keenam: karena peranan
informasionalnya, pimpinan organisasi mempengaruhi penciptaan sistem informasi
dan cakupan penyebarannya.
g.
Ketujuh: pimpinan organisasi
menggunakan informasi untuk mempengaruhi opini orang lain tentang organisasi
yang dipimpinnya dengan berbagai cara, tergantung pada siapa yang ingin
dipengaruhi dan apa tujuannya.
Jadi kesimpulannya sudah
jelas yaitu bahwasanya pimpinan organisasi dalam konteks dakwah dimaksudkan
kepada da’i mau atau tidak perlu terlibat dalam seluruh tahap penanganan
informasi. Dilihat dari “kacamata” kepemimpinan, dua sisi yang menonjol ialah
peranan pimpinan dalam penerimaan dan transmisi informasi di satu pihak
serta pengambilan keputusan untuk ditindaklanjuti oleh para bawahannya di pihak
lain.
Kemudian perlu diketahui pula bahwasanya salah satu upaya terpenting untuk
mencapai keberhasilan dalam dakwah ialah komunikasi, yaitu suatu transfer
(memindahkan) informasi dari seseorang kepada orang lain, baik perseorangan
maupun berkelompok sebagai suatu proses sosial secara berhadapan langsung
maupun melalui suatu media.[15] Boleh
dikatakan bahwa seorang manajer yang memimpin lembaga dakwah atau seorang da’i
dapat dikenal melalui apa yang mereka komunikasikan.
Seni berbicara tak bisa dilepaskan dari seni memimpin. Menjadi pembicara
yang baik butuh sejumlah persyaratan seperti halnya pemimpin. Menjadi pembicara
yang andal adalah modal pemimpin yang ideal. Memberikan penghargaan dimuka umum
kepada seseorang yang pantas menerimanya adalah tekhnik kepemimpinan yang
paling baik di dunia.[16]
Demikian pula halnya dalam kegiatan dakwah, sang da’i harus berkomunikasi
dengan jama’ah (khalayak) yang dihadapi. Komunikasi ini merupakan jalan untuk
menyebar-luaskan pesan dalam bentuk seruan, anjuran, petunjuk dan nasehat yang
bersumber dari ajaran agama Islam yang disajikan dan dikemas secara
kontekstual. Dengan demikian dapat dipahami bahwa komunikasi adalah alat dan
bukan tujuan, yaitu alat untuk memperlancar jalannya manajemen atau jalannya
dakwah.[17]
Telah diuraikan di atas bahwa keberhasilan penggunaan suatu sistem baru
tergantung pada adanya usaha-usaha penyempurnaan yang berkelanjutan. Salah satu
implikasinya ialah menciptakan suatu sistem umpan balik untuk menyampaikan
masukan dari pemakai kepada berbagai pihak.
Masukan tersebut sangat diperlukan guna menjamin bahwa sistem informasi itu
benar-benar meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas organisasi
sebagai keseluruhan.
Dari uraian di atas terlihat dengan jelas bahwa dalam setiap proses
penciptaan dan penggunaan informasi, campur tangan pimpinan organisasi
merupakan keharusan mutlak. Dengan perkataan lain, kelompok manajemen dalam
organisasi harus terlibat aktif dalam seluruh tahap dan proses penciptaan dan
penggunaan informasi.[18]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam dunia
dakwah, da’i dipandang sebagai pemimpin masyarakat yang dapat memberikan
informasi. Da’i adalah seorang pemimpin dan pengayom masyarakat yang memainkan
peranan penting dalam berbagai situasi. Seorang da’i memainkan peranan
informasional yang dapat bertindak sebagai pencipta sistem informasi, penerima
informasi, penyalur informasi, pemakai informasi, dan penilai informasi.
Adapun Sistem Informasi
Manajemen (SIM) merupakan sistem yang dibutuhkan dalam kegiatan organisasi yang
semakin lama semakin kompleks. Dimana SIM berfungsi sebagai wadah informasi
bagi decision maker atau da’i untuk menopang keberhasilan dalam mencapai tujuan
dakwah. Apabila SIM dirancang dan dilaksanakan dengan baik, maka akan banyak
manfaat yang bisa diperoleh, yaitu mempermudah manajemen dan membantu serta
menunjang proses pengambilan keputusan manajemen dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, (2009), Ilmu Dakwah, Amzah, Jakarta.
Davis, Gordon B, (1985), Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Gahalia Indo, Jakarta.
Ibrahim, Idi Subandy, (2007),
Kecerdasan Komunikasi Seni Berkomunikasi kepada Publik, Simbiosa
Rekatama Media, cet 1, Bandung.
Jogiyanto, HM, (2005), Analisis dan Desain Sistem Informasi:
Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Kristanto, Andri, (2003), Perancangan Sistem Informasi dan
Aplikasinya. Gava Media, Jakarta.
Mastanah, (2013), Sistem Informasi Manajemen Dakwah, Sentra
Media, Jakarta.
Mubarok, Achmad, (2008), Psikologi Dakwah. Pustaka Firdaus,
Jakarta.
Muchtarom, Zaini, (1996), Dasar-Dasar
Manajemen Dakwah, Al-Amin dan IKFA, Yogyakarta.
Omar, Toha Yahya, (1967), Ilmu Da’wah, Wijaya, Jakarta.
Siagian, Sondang P, (1999), Sistem Informasi
Manajemen. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Wijayanto, Dian, (2012), Pengantar Manajemen, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
[3]
Andri Kristanto, Perancangan
Sistem Informasi dan Aplikasinya (Jakarta: Gaya Media,
2003), hlm. 6.
[5] HM Jogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik
Aplikasi Bisnis (Yogyakarta: Penerbit
Andi, 2005), hlm. 14.
[6]
Gordon B.Davis. 1985. Kerangka
Dasar Sistem Informasi Manajemen (Jakarta : Gahalia Indo,
1985), hlm. 23.
[10] http://wwwintanjiefahm.blogspot.com/2008/01/dai-sebagai-pengolah-informasi-dalam.html,
diakses pada
tanggal 27/05/2014 pukul 09:00.
[12]
Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), hlm.
200.
[16]Idi Subandy Ibrahim., Kecerdasan Komunikasi seni berkomunikasi
kepada publik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), cet 1, hlm. 113.