Selasa, 30 Desember 2014

Da'i sebagai Pengolah SIM untuk Keberhasilan Dakwah

DA’I SEBAGAI PENGOLAH SIM UNTUK KEBERHASILAN DAKWAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah “SIM D

Dosen pembimbing :
Drs. Ade Mafrudin, MM.
Description: Description: Description: Description: Description: http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.4539807027954841&pid=15.1&H=160&W=160
Disusun Oleh :
Siti Khoeriyah             1112053100033



JURUSAN MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah karena izin-Nya jualah sehingga penulis dapat mewujudkan semua ini. Melalui usaha keras di tengah hambatan dan keterbatasan, penulis mencoba melakukan yang terbaik untuk menyusun makalah ini dengan judul "DAI SEBAGAI PENGOLAH SIM UNTUK KEBERHASILAN DAKWAH".
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, baik dalam hal pengetahuan dan pengalaman.
Karena itu, sebagai penulis saya mengharapkan dengan sangat dan dengan tangan terbuka segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan  manfaat kepada orang-orang yang membacanya, terutama kepada penulis sendiri.
Penulis juga mengucapkan terima kasih atas segala bantuan, petunjuk, saran dorongan dan izin yang telah diberikan dari berbagai pihak semoga bernilai ibadah dan mendapatkan imbalan yang berlipat ganda. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Robbal Alamin. 

Depok, 29 Mei 2014

Penulis









PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG

Dakwah merupakan salah satu media penyebarluasan informasi baik secara langsung dan tidak langsung bagi masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan, namun dalam hal ini lebih bersifat khusus dalam hal-hal keagamaan, bukan bersifat umum. Dengan mengetahui kondisi audiens maka seorang da’i dapat dengan mudah menyampaikan informasi yang dinilai penting untuk disampaikan. Dengan demikian, maka informasi merupakan faktor penting demi keberhasilan dakwah itu sendiri.

B.            RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari tulisan makalah ini, yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan da’i?
2.      Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM)?
3.      Apa yang dimaksud dengan dakwah?
4.      Apa yang dimaksud dengan da’i sebagai pengolah informasi?
5.      Apa pentingnya SIM untuk keberhasilan dakwah?
6.      Apa yang dimaksud dengan da’i sebagai pengolah SIM untuk keberhasilan dakwah?

C.           TUJUAN PENULISAN

1.      Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini, yaitu:
a.       Untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM).
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu:
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui arti da’i .
b.    Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami arti dari SIM.
c.     Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian dakwah.
d.    Agar mahasiswa dapat mengetahui maksud dari da’i sebagai pengolah informasi.
e.     Agar mahasiswa dapat mengetahui pentingnya SIM untuk keberhasilan dakwah.
f.     Agar mahasiswa dapat mengetahui maksud dari da’i sebagai pengolah SIM untuk keberhasilan dakwah.




BAB II

PEMBAHASAN

A.           PENGERTIAN DA’I

Kata da’i secara etimologi berasal dari bahasa arab yang berarti orang yang mengajak. Dalam Ilmu Komunikasi da’i mempunyai arti yang sama dengan komunikator. Sedangkan secara terminologi da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi yang baik atau lebih baik menurut syariat Al-Qur’an dan sunnah.[1]
Jadi kesimpulannya yaitu da’i merupakan orang yang melakukan seruan atau ajakan atau orang yang berdakwah.

B.            PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata pembentuknya, yaitu “sistem”, “informasi”, dan “manajemen”.
Sistem adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.[2]
Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima.[3]
Manajemen adalah ilmu dan seni, yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap kinerja organisasi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.[4]
Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan rumusan tentang sistem informasi manajemen, antara lain :
1.      Barry E.Cushing
Suatu sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. [5]
2.      Gordon B.Davis
Sistem Informasi Manajemen adalah suatu serapan teknologi baru kepada persoalan keorganisasian dalam pengolahan transaksi dan pemberian informasi bagi kepentingan keorganisasian.”[6]
3.      Drs. Komaruddin
“SIM adalah suatu pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberi eksekutif bantuan informasi yang tepat dan dapat memberikan kemudahan bagi proses manajemen.”[7]
Jadi dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan bagi kepentingan keorganisasian.

C.           PENGERTIAN DAKWAH

Kata dakwah berasal dari bahasa Arab (fi’il madi: Da’a) yang berarti ajakan seruan, menyeru, memanggil, mengajak, mengundang.[8] Sedangkan dakwah menurut istilah yaitu sebagai berikut:
1.      Prof. Toha Yahya Umar
mendefinisikan dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar yang sesuai dengan perintah Allah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia maupun akhirat.[9]
2.      Hamzah Yaqub (1992:13)
Mengartikan dakwah adalah suatu pengetahuan yang menganjurkan seni dan teknik menarik perhatian orang guna mengikuti suatu ideologi tertentu.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak dan mendorong manusia agar mampu berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan jalan yang diridhoi oleh Allah.

D.           DA’I SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI

Manusia adalah unsur utama didalam pengelolaan perusahaan, dari perusahaan yang banyak tenaga manusia sampai perusahaan dengan tingkat mekanisasi yang tinggi. Bagaimanapun tingginya tingkat mekanisasi, pasti masih memerlukan tenaga manusia, minimal untuk mengatasi jalannya mesin, mengelola sistem lainnya. Keutamaan ini sudah dinyatakan di dalam Al-Qur’an dengan pengangkatan manusia sebagai khalifah di muka bumi.[10]
Kemudian penjelasan sebuah model dasar mengenai manusia, dalam konteks dakwah sebut saja da’i sebagai sistem pengolah informasi yaitu terdiri dari: a.) sebuah indera masukan atau sensory input (mata, telinga, hidung, dsb) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah. b.) penggerak keluaran atau motor output (secara fisik, ucapan, tulisan, dsb) yang merupakan hasil dari olahan. c.) dan tiga jenis ingatan (ingatan jangka panjang, ingatan jangka pendek dan ingatan luar.
Kapasitas manusia dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran (tanggapan) adalah terbatas. Bila sistem pengolah manusia dibebani melampaui batas, tingkat tanggapannya akan berkurang.
Sistem pengolahan pada manusia hanya dapat melaksanakan satu tugas pengolahan informasi pada saat yang bersamaan. Sedangkan computer dapat bekerja secara serial ataupun paralel. Salah satu contoh pengolahan paralel computer adalah menambah secara serentak semua pasangan “bit” dari dua “data Word” computer.
Kenyataan bahwa manusia hanya adalah pengolah serial berarti ia tidak dapat mengerjakan lebih dari satu tugas secara bersamaan. Ketiga ingatan berperan besar dalam model ini. Ingatan jangka panjang dapat dikatakan kapasitasnya tak terbatas. Adapun ingatan jangka pendek merupakan bagian pengolah dan agak kecil. Sedangkan ingatan luar (external memory) terdiri dari media luar seperti selembar kertas atau sebuah papan tulis yang berperan sebagai sebuah ingatan.

E.            PENTINGNYA SIM UNTUK KEBERHASILAN DAKWAH

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem yang dibutuhkan dalam kegiatan organisasi yang semakin lama semakin kompleks. Dimana SIM berfungsi sebagai wadah informasi bagi decision maker atau da’i untuk menopang keberhasilan dalam mencapai tujuan dakwah. Apabila SIM dirancang dan dilaksanakan dengan baik, maka akan banyak manfaat yang bisa diperoleh, yaitu mempermudah manajemen dan membantu serta menunjang proses pengambilan keputusan manajemen dakwah.
Adapun dakwah itu sendiri merupakan undangan, ajakan dan seruan yang menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. Sedangkan ukuran keberhasilan dakwah itu sendiri adalah manakala pihak kedua yakni yang diundang atau diajak memberikan respon positif artinya dia bersedia datang dan memenuhi undangan itu. Jadi kalimat dakwah mengandung muatan makna aktif dan menantang.
Karena untuk mencapai keberhasilan dakwah itu tidaklah mudah, maka disinilah pentingnya SIM untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan dakwah seperti bagaimana kriteria mitra dakwah (sasaran dakwah atau mad’u), situasi dan kondisi tempat berdakwah, dan dapat menyesuaikan materi dan metode dakwah.

F.            DA’I SEBAGAI PENGOLAH SIM UNTUK KEBERHASILAN DAKWAH

Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Sebagai inti manajemen, kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap efektifitas sistem informasi yang digunakan dalam organisasi, sebagaimana juga pengaruhnya terhadap efektifitas berbagai sistem lain di dalam organisasi. Salah satu alasan utamanya ialah karena salah satu peranan dari orang-orang yang menduduki jabatan pimpinan dalam organisasi ialah peranan informasional.[11]
Kemudian kaitannya dengan tugas dakwah, kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, yang merupakan kepandaian mengatur orang lain. Karena secara fungsional da’i adalah pemimpin, yakni memimpin dan mengayomi masyarakat dalam menuju kepada jalan Allah, maka sudah selayaknya seorang da’i memiliki sifat-sifat kepemimpinan atau leader ship.[12] Dalam memainkan peranan informasional tersebut da’i dapat bertindak sebagai:[13]
1.      Pencipta sistem informasi
2.      Penerima informasi
3.      Penyalur informasi
4.      Pemakai informasi, dan
5.      Penilai informasi
Dengan berbagai peranan tersebut jelas terlihat bahwa kepemimpinan dalam organisasi mempunyai pengaruh yang sangat luas. Beberapa contoh berikut ini menunjukkan peranan tersebut:[14]
a.        Pertama: pimpinan organisasi memahami, mungkin lebih dari siapapun dalam organisasi, bahwa penguasaan dan pemilikan sarana komunikasi sangat menentukan peranan informasi dalam kehidupan organisasional.
b.        Kedua: pimpinan organisasi sangat mungkin memiliki berbagai informasi tentang organisasi dan tentang lingkungan yang turut menentukan keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya yang tidak dimiliki oleh orang lain dalam organisasi yang bersangkutan.
c.         Ketiga : pimpinan organisasi menentukan filsafat organisasi untuk dijalankan oleh bawahan mereka, termasuk sistem informasi yang diciptakan, dipelihara dan digunakan.
d.        Keempat: pimpinan organisasilah yang menentukan informasi apa yang akan disampaikan kepada siapa yang biasanya disertai petunjuk penggunaannya yang harus dikaitkan bukan hanya dengan tujuan dan berbagai sasaran yang ingin dicapai, akan tetapi juga dalam rangka peningkatan kinerja organisasi berdasarkan prinsip efisiensi, efektifitas , dan produktifitas kerja.
e.         Kelima: pimpinan organisasi merupakan sasaran pengiriman informasi oleh orang lain – baik di dalam maupun di luar organisasi – dan para pimpinan itu pulalah yang berperan sebagai sumber informasi yang diperlukan oleh orang lain yang dalam berbagai bentuk mempunyai kepentingan terhadap keberhasilan organisasi.
f.          Keenam: karena peranan informasionalnya, pimpinan organisasi mempengaruhi penciptaan sistem informasi dan cakupan penyebarannya.
g.        Ketujuh: pimpinan organisasi menggunakan informasi untuk mempengaruhi opini orang lain tentang organisasi yang dipimpinnya dengan berbagai cara, tergantung pada siapa yang ingin dipengaruhi dan apa tujuannya.
Jadi kesimpulannya sudah jelas yaitu bahwasanya pimpinan organisasi dalam konteks dakwah dimaksudkan kepada da’i mau atau tidak perlu terlibat dalam seluruh tahap penanganan informasi. Dilihat dari “kacamata” kepemimpinan, dua sisi yang menonjol ialah peranan pimpinan dalam penerimaan dan transmisi informasi di satu pihak serta pengambilan keputusan untuk ditindaklanjuti oleh para bawahannya di pihak lain.
Kemudian perlu diketahui pula bahwasanya salah satu upaya terpenting untuk mencapai keberhasilan dalam dakwah ialah komunikasi, yaitu suatu transfer (memindahkan) informasi dari seseorang kepada orang lain, baik perseorangan maupun berkelompok sebagai suatu proses sosial secara berhadapan langsung maupun melalui suatu media.[15] Boleh dikatakan bahwa seorang manajer yang memimpin lembaga dakwah atau seorang da’i dapat dikenal melalui apa yang mereka komunikasikan.
Seni berbicara tak bisa dilepaskan dari seni memimpin. Menjadi pembicara yang baik butuh sejumlah persyaratan seperti halnya pemimpin. Menjadi pembicara yang andal adalah modal pemimpin yang ideal. Memberikan penghargaan dimuka umum kepada seseorang yang pantas menerimanya adalah tekhnik kepemimpinan yang paling baik di dunia.[16]
Demikian pula halnya dalam kegiatan dakwah, sang da’i harus berkomunikasi dengan jama’ah (khalayak) yang dihadapi. Komunikasi ini merupakan jalan untuk menyebar-luaskan pesan dalam bentuk seruan, anjuran, petunjuk dan nasehat yang bersumber dari ajaran agama Islam yang disajikan dan dikemas secara kontekstual. Dengan demikian dapat dipahami bahwa komunikasi adalah alat dan bukan tujuan, yaitu alat untuk memperlancar jalannya manajemen atau jalannya dakwah.[17]
Telah diuraikan di atas bahwa keberhasilan penggunaan suatu sistem baru tergantung pada adanya usaha-usaha penyempurnaan yang berkelanjutan. Salah satu implikasinya ialah menciptakan suatu sistem umpan balik untuk menyampaikan masukan dari pemakai kepada berbagai pihak.
Masukan tersebut sangat diperlukan guna menjamin bahwa sistem informasi itu benar-benar meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas organisasi sebagai keseluruhan.
Dari uraian di atas terlihat dengan jelas bahwa dalam setiap proses penciptaan dan penggunaan informasi, campur tangan pimpinan organisasi merupakan keharusan mutlak. Dengan perkataan lain, kelompok manajemen dalam organisasi harus terlibat aktif dalam seluruh tahap dan proses penciptaan dan penggunaan informasi.[18]



BAB III

PENUTUP

A.           KESIMPULAN

Dalam dunia dakwah, da’i dipandang sebagai pemimpin masyarakat yang dapat memberikan informasi. Da’i adalah seorang pemimpin dan pengayom masyarakat yang memainkan peranan penting dalam berbagai situasi. Seorang da’i memainkan peranan informasional yang dapat bertindak sebagai pencipta sistem informasi, penerima informasi, penyalur informasi, pemakai informasi, dan penilai informasi.
Adapun Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem yang dibutuhkan dalam kegiatan organisasi yang semakin lama semakin kompleks. Dimana SIM berfungsi sebagai wadah informasi bagi decision maker atau da’i untuk menopang keberhasilan dalam mencapai tujuan dakwah. Apabila SIM dirancang dan dilaksanakan dengan baik, maka akan banyak manfaat yang bisa diperoleh, yaitu mempermudah manajemen dan membantu serta menunjang proses pengambilan keputusan manajemen dakwah.




DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir, (2009), Ilmu Dakwah, Amzah, Jakarta.
Davis, Gordon B, (1985), Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Gahalia Indo, Jakarta.
Ibrahim, Idi Subandy, (2007), Kecerdasan Komunikasi Seni Berkomunikasi kepada Publik, Simbiosa Rekatama Media, cet 1, Bandung.
Jogiyanto, HM, (2005), Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Kristanto, Andri, (2003), Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Gava Media, Jakarta.
Mastanah, (2013), Sistem Informasi Manajemen Dakwah, Sentra Media, Jakarta.
Mubarok, Achmad, (2008), Psikologi Dakwah. Pustaka Firdaus, Jakarta.
Muchtarom, Zaini, (1996), Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Al-Amin dan IKFA, Yogyakarta.
Omar, Toha Yahya, (1967), Ilmu Da’wah, Wijaya, Jakarta.
Siagian, Sondang P, (1999), Sistem Informasi Manajemen. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Wijayanto, Dian, (2012), Pengantar Manajemen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.



[1] Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 68.
[2] Mastanah, Sistem Informasi Manajemen Dakwah (Jakarta: Sentra Media, 2013), hlm. 1.
[3] Andri Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya (Jakarta: Gaya Media, 2003), hlm. 6.
[4] Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 2.
[5] HM Jogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2005), hlm. 14.
[6] Gordon B.Davis. 1985. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (Jakarta : Gahalia Indo, 1985), hlm. 23.
[7] Mastanah, Sistem Informasi Manajemen Dakwah..., hlm. 5.
[8] Mastanah, Sistem Informasi Manajemen Dakwah..., hlm. 4.
[9] Toha Yahya Omar, Ilmu Da’wah (Jakarta: Wijaya, 1967), hlm. 1.
[11] Sondang P. Siagian, Sistem Informasi Manajemen (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), hlm. 20.
[12] Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), hlm. 200.
[13] Mastanah, Sistem Informasi Manajemen Dakwah..., hlm. 51.
[14] http://aantaufik.blogspot.com/p/sim-d.html, diakses pada tanggal 27/05/2014 pukul 08:50.
[15]Zaini Muchtarom., Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al-Amin dan IKFA, 1996), hlm. 88.
[16]Idi Subandy Ibrahim., Kecerdasan Komunikasi seni berkomunikasi kepada publik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), cet 1, hlm. 113.
[17] Zaini Muchtarom., Dasar-Dasar Manajemen Dakwah..., hlm. 89.
[18] Sondang P. Siagian., Sistem Informasi Manajemen..., hlm. 24.